RATATOTOK, BERITASULUT.co.id – Kurang lebih 38 tahun berdiri, Desa Morea Satu, Kecamatan Ratatotok, Minahasa Tenggara (Mitra), telah menghadirkan banyak kemajuan. Sayangnya, wilayah yang menjadi salah satu jalur transportasi alternatif pengubung Tombatu dan Ratatotok ini masih kesulitan untuk mendapatkan informasi terkini.
Penyebabnya, desa berpenduduk lebih dari 800 jiwa, belum tersentuh jaringan komunikasi selular. Alhasil, harapan agar ada provider selular yang mau berinvestasi untuk pemasangan tower pemancar signal pun disuarakan warga setempat.
“Memang kami disini kesulitan mendapatkan informasi terkini. Untuk melakukan kontak telepon saja, kami harus mencari spot yang tempatnya jauh dari kawasan pemukiman,” ungkap Hukum Tua Morea Satu, Reagen Pantow.
Menurutnya, keberadaan jaringan selular di wilayah mereka sangat penting dalam rangka percepatan informasi.
“Kalau dihitung dari sisi bisnis, sebenarnya sangat menguntungkan. Untuk desa kami saja, ada 800-an jiwa dengan pengguna aktif lebih dari setengah. Belum desa sekitar kami yakni Morea dan Soyowan termasuk desa Tonsawang,” jelas Reagen, sembari menambahkan, upaya menghadirkan jaringan selular di Morea, diakui mantan aktifis dan jurnalis ini sebagai salah satu visinya ke depan dalam upaya memajukan Desa Morea.
Hal senada juga diutarakan Devly, warga Morea. Menurutnya, terbatasnya jaringan selular merupakan kendala yang dihadapi mereka saat ini.
“Kami berharap, ada provider yang mau berinvestasi di sini. Selain itu tentu diharapkan ada perhatian dari instansi terkait,” tandas Devly.(HENGLY)