Walikota Manado GS Vicky Lumentut (baju hijau) saat menghadiri Pencanangan Gerakan Nasional Percepatan Rehabilitasi Mangrove di Jakarta.
JAKARTA, BERITASULUT.CO.ID – Walikota Manado DR Ir GS Vicky Lumentut SH MSi DEA (GSVL) mengajak semua stakeholder di Kota Manado untuk bersama-sama melestarikan hutan mangrove. Apalagi Kota Manado merupakan kota pantai yang terletak di bibir Pasifik.
“Saya sangat mendukung dicanangkannya Gerakan Nasional Percepatan Rehabilitasi Mangrove oleh Menko Kemaritiman. Ini adalah langkah yang tepat untuk melestarikan hutan mangrove. Kami akan mendorong penanaman mangrove oleh seluruh stakeholder di Kota Manado, termasuk perusahaan daerah, lembaga swadaya masyarakat, perusahaan swasta sampai masyarakat luas,” ujarnya.
Hal itu dikatakan Walikota GSVL merespon dicanangkannya Gerakan Nasional Percepatan Rehabilitasi Mangrove oleh Menteri Koordinator (Menko) bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan, di Ruang Serbaguna Gedung Smart Library Perpustakaan Nasional RI, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Kamis 20 September 2018 pagi, yang juga dihadiri para kepala daerah dari seluruh Indonesia.
Dengan dicanangkannya Gerakan Nasional Percepatan Rehabilitasi Mangrove bisa secepatnya dilaksanakan pemerintah daerah dalam menyelamatkan laut dan pantai dari abrasi. Mangrove juga memiliki manfaat mendukung pembangunan ekonomi biru, mendukung terciptanya pelabuhan hijau ramah lingkungan serta mengurangi emisi gas rumah kaca demi tercapainya tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs).
Pada kesempatan itu, Menko Luhut mengatakan percepatan rehabilitasi mangrove telah memiliki payung hukum, sehingga segenap pemangku kepentingan tinggal mengimplementasikannya dalam pemerintahan masing-masing. “Gerakan percepatan rehabilitasi Mangrove ini harus dilakukan. Ayo kita bulatkan tekad, ini demi kepentingan rakyat. Saya imbau kepada para kepala daerah, bapak-bapak ini punya peran penting. Saya yakin dalam lima sampai tujuh tahun ini bisa kita selesaikan. Kita bisa kalau kompak, demi generasi yang akan datang,” tandas dia.
Berdasarkan data dari Deputi Bidang Koordinasi Sumber Daya Alam dan Jasa Kemenko Kemaritiman, Indonesia memiliki 23 persen mangrove dunia. Tetapi, dari jumlah tersebut, 52 persen dalam keadaan rusak dan kritis. “Isu mengenai mangrove, tidak hanya berskala nasional tapi juga internasional karena perannya yang besar dalam kehidupan. Misalnya, mangrove bisa jadi alat mitigasi bencana tsunami dan abrasi laut,” tandas Menko Lutuh.(DONWU)