Dikatakanya, ada beberapa poin yang harus dipahami sehubungan dengan pembacaan Alkitab dalam ibadah awal Bulan April ini. Yakni tentang betapa luar biasanya derita Yesus ketika hendak menuju ke Bukit Golgota untuk disalibkan.
“Ketika memikul salib, Yesus beberapa kali terjatuh dan kemudian diganti oleh Simon dari Kirene. Kesakitan luar biasa juga Yesus alami ketika tiba di Bukit Golgota. Saat kedua tangan dan kakinya dipaku di kayu salib,” ucap Pnt GSVL.
Makna selanjutnya, dalam perjalanan Yesus untuk disalibkan yakni bagaimana sikap Yesus yang tetap begitu mengasihi dan menyayangi manusia.
Dalam Injil Lukas 23:27-28, tertulis bahwa sejumlah besar orang mengikuti Dia, di antaranya banyak perempuan yang menangisi dan meratapi Dia. Namun Yesus berpaling kepada mereka dan berkata: ”Hai puteri-puteri Yerusalem, janganlah kamu menangisi Aku, melainkan tangisilah dirimu sendiri dan anak-anakmu!’
Kalimat Yesus ‘tangisi dirimu dan anak-anakmu’, menggambarkan kasih dan sayangNya kepada manusia. Namun di balik itu, Yesus menginginkan bahwa sengsara yang dijalaniNya membawa perubahan bagi manusia, agar dengan sungguh-sungguh kembali dengan hati murni, setia dan taat menjalankan firmanNya.
“Dengan mengintrospeksi diri, apakah yang sudah kita lakukan selama hidup termasuk dalam tugas dan tanggungjawab sebagai abdi negara dan masyarakat telah sesuai dengan kehendak Tuhan Yesus,” kata Pnt GSVL.



















