Ketiga
“Berita yang mengherankan” (ayat 18). Isi berita yang disampaikan para gembala mendatangkan rasa “heran”. Ini dari kata Yunani “thaumazo” yang berarti “mengherankan banyak orang, mendatangkan rasa takjub kepada yang mendengarnya, atau berita yang mengagumkan.
Biasanya perkataan-perkataan seperti ini disampaikan oleh orang-orang berpengaruh, tokoh masyarakat, atau tokoh agama. Namun para gembala mampu menyampaikan berita ini, karena Allah telah mengubahkan mereka dari orang-orang biasa yang perkataan-perkataannya tidak berpengaruh dan cara memiliki berbicara yang tidak menarik, menjadi saksi-saksi yang perkataannya penuh kuasa.
Maria, Bunda Yesus juga terpengaruh dengan perkataan para gembala-gembala itu, namun Maria cuma menyimpan semuanya itu di dalam hatinya, tapi ia merenungkan semuanya itu dan menerimanya sebagai kebenaran dari Allah.
Saudara-saudara dalam Tuhan Yesus Kristus,
Kisah tentang para gembala yang diubahkan ini mengingatkan kita bagaimana Allah mengubahkan Musa di padang Midian, dari seorang yang merasa gagal, ditolak, dan dikejar-kejar Firaun sehingga merasa “berat lidah” untuk berbicara tentang Allah kepada orang Israel dan kepada Firaun.
Akhirnya diubahkan Tuhan menjadi “saksi” dan “penyambung lidah” Allah. Jikalau Musa diubahkan melalui penampakan Allah di dalam api belukar yang menyala-nyala, sehingga melalui peristiwa itu Musa digerakan untuk menghadap Firaun dan memimpin orang Israel ke luar dari tanah Mesis.
Demikian juga para gembala di padang Efrata diubahkan Tuhan melalui berita Natal. Peristiwa yang dirancang oleh Allah sendiri, untuk memakai para gembala sebagai pembawa berita dari Natal itu sendiri.