RELIGI  

MTPJ GMIM 16-22 Juni 2024 : Ajarkan Berulang-ulang Perintah Tuhan

Bangsa Israel wajib berusaha sekuat tenaga, menggunakan segala keahlian serta memanfaatkan semua kesempatan untuk membuat setiap generasi menyembah dan mengasihi Tuhan Allah.

Seorang yang mendengar perintah Tuhan Allah, wajib memperdengarkan itu pada keturunannya agar dapat membangun kehidupan sebagai umat-Nya.

Dengan kata lain, seseorang barulah bisa membuka mulutnya untuk memperdengarkan pengajaran tentang perintah Tuhan Allah, setelah dia membuka telinganya untuk mendengar dan memperhatikan perintah Tuhan Allah dan meresponnya dengan bertanggungjawab.

Hidup mengasihi Tuhan Allah tidak berpusat pada hubungan pribadi seseorang dengan Tuhan Allah saja, tetapi juga pada tanggungjawab membangun kehidupan rohani keturunannya.

Cara mengasihi Tuhan Allah diungkapkan dengan memperhatikan pertumbuhan rohani anak-anak, karena itu mengajarkan perintah Tuhan Allah harus dimulai dari dalam rumah.

Kata duduk (Ibr. bᵉsibtᵉka = sit, dwell, line), dalam perjalanan (Ibr. badderek = in the way, path, journey) atau berjalan (Ibr. ubᵉlektᵉka = go, walk), berbaring (Ibr. ubᵉsakbeka = lie down, to sleep) dan bangun (Ibr. ubᵉqumeka = to arise, stand).

Merupakan kata-kata yang merepresentasikan kegiatan manusia sehari-hari, mulai dari pagi hingga malam, pada waktu bekerja maupun istirahat.

Itu berarti mengajarkan berulang-ulang perintah Tuhan Allah tidak dibatasi waktu dan situasi.

Orangtua dapat mengajarkan perintah Tuhan Allah pada anak-anaknya kapan dan di mana saja, termasuk di masa kecil hingga dewasa.

Sedangkan perintah ‘mengikatkannya pada tangan, menjadikan lambang di dahi, menuliskan pada tiang pintu rumah dan pada pintu gerbang,’ menyatakan dalam mengajarkan perintah Tuhan Allah tak ada sekat ruang.

Exit mobile version