https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js?client=ca-pub-5042428186675242

Direktur Political Institute Nilai SK-DT Unggul di Debat Perdana, Kuasai Data dan Lugas

  • Bagikan
Kolase foto Direktur Political Institute Dr Johny Lengkong SIP MSi dan pasangan calon Gubernur dan Wagub Sulut Drs Steven Kandouw dan Letjen TNI (Purn) Denny Tuejeh (SK-DT).

Manado, BERITASULUT.CO.ID – Debat perdana Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sulawesi Utara (Sulut) sudah digelar Komisi Pemilihan Umum (KPU) di Kota Kotamobagu, Rabu (9/10/2024) malam.

Direktur Political Institute Dr Johny Lengkong SIP MSi menilai, pasangan calon (Paslon) nomor urut 3 yakni Drs Steven Kandouw dan Letjen TNI (Purn) Denny Tuejeh (SK-DT) unggul beberapa poin dari paslon lain.

“SK-DT memiliki basis data, informasi serta pelaku sehingga berpengalaman. Sangat terlihat jelas bagaimana Keunggulan Pak SK pada debat pertama karena memiliki data, juga membedah persoalan berdasarkan fakta dan dia sebagai pelaksana pemerintahan saat ini, sehingga dengan lugas membuat statemen kunci yang tidak dimiliki oleh paslon yang lain,” kata Lengkong kepada sejumlah wartawan Kamis (10/10/2024) sore.

Lanjutnya, keunggulan pasangan SK-DT dalam debat perdana, karena SK sebagai Calon Gubernur sudah melaksanakan program dan itu terbukti sukses dijalankan.

“Dari segmen yang dilalui pada debat putaran pertama, pasangan SK-DT sangat kompak dan dapat meyakinkan siapa saja yang mendengar dan menyaksikan merasa puas dan memastikan jika pasangan SK-DT pantas dipilih untuk melanjutkan kepemimpinan di Sulut untuk periode 5 tahun ke depan,” terangnya.

Dia pun mendorong agar paslon lainnya untuk lebih menyiapkan data dan informasi dalam debat publik berikutnya.

Dikatakannya, agenda debat publik calon Gubernur dan Wakil Gubernur sangat penting dan strategis karena masyarakat akan menilai paslon terbaik untuk memimpin Sulut kedepan.

“Penampilan saat debat akan mempengaruhi pilihan masyarakat. Paslon harus tampil terbaik karena saat ini masih banyak masyarakat yang belum menentukan pilihan dan bisa jadi, pilihan akan jatuh saat menonton debat. 10 hingga 20 persen pengaruhnya terhadap pemilih,” ujar Lengkong.

(IKA)

  • Bagikan