Manado, BERITASULUT.CO.ID – Tahun 2023 African swine fever virus (ASFV) dari genus Asfivirus dan famili Asfaviridae terjadi di Sulawesi Utara (Sulut), sehingga mengakibatkan kerugian ekonomi yang sangat besar untuk para peternak babi.
Hal ini disampaikan anggota Komisi II DPRD Sulut Angelia Regina Wenas, SE, dalam Rapat Program dan Kegiatan T.A 2025 Dinas Pertanian dan Peternakan Daerah Provinsi Sulut di DPRD Sulut, Senin (3/2/2025).
“Sekarang ini bukan hanya virus ASF yang sudah masuk di Sulut, tetapi ada virus sapi juga atau Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). Karena di daerah Bolmong raya sudah masuk virus sapi ini,” ujarnya.
Ia pun mempertanyakan, bagaimana penanganan dari dinas Pertanian dan Peternakan Sulut.
“Apakah ada langkah untuk penanganan agar virus ini bisa di atasi, dan juga apakah para peternak babi sudah bisa beternak seperti semula,” terang Legislator Partai Demokrat Dapil Bolmong Raya ini.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Sulut Wilhelmina Pangemanan mengatakan bahwa untuk Virus ASF sampai sekarang belum ada vaksinnya.
“Semenjak Sulut dilandah virus ASF, memang sangat di rasakan sekli kerugiannya, dan sudah ada berbagai pencegahan dan penanggulan yang telah kami lakukan. Karena masalah yang kami alami pertama sampai saat ini tidak ada vaksin untuk virus ASF ini, sehingga kami terus melakukan sosialisasi untuk tetap melakulan bioscurity yang ketat, termasuk penjagaan kandang,” ujar Nova.
Menurut Pangemanan saat ini peternak sudah bangkit lagi, dan memang belum seperti sebelumnya.
“Jadi memang perlu lagi untuk menyemangati peternak, dan dalam beternak lakukan beosecurity yang ketat,dan kalau ada pekerja di dalam dia tidak boleh lalu lalang atau keluar,” terangnya.
Selain itu untuk Virus PMK ini bukan hanya menyerang sapi, tetapi menyerang kambing dan babi.
“Ini juga menjadi PR buat kita bersama, tetapi PMK ini sudah ada vaksinnya,” pungkasnya.
(IKA)