Pada ayat 16-17, pengamsal menjelaskan tidak ada gunanya uang ditangan orang bebal untuk membeli hikmat (ay.16), uang melambangkan keinginan orang yang bebal akan hikmat tapi ia tidak memiliki kecakapan pikiran hati terhadap hikmat itu.
Kurangnya kesungguhan dalam mendambakan hikmat dan didikan. Karena tidak berakal budi, orang bebal berpikir dapat membeli hikmat dengan uangnya, padahal hikmat memiliki nilai yang tidak dapat dibeli.
Demikian juga sahabat dan saudara dalam menunjukkan kasih dan kesetiaan di setiap waktu tidak dapat dibeli dengan uang.
Waktu menunjukkan sikap pengorbanan yang diberikan dengan tulus sekalipun dalam kesukaran, sikap ini mengindikasikan pentingnya membangun relasi yang baik dengan keluarga maupun dengan sesama sebagai sahabat yang baik.
Makna dan Implikasi Firman
Banyak keluarga Kristen yang kandas karena tidak mampu menciptakan suasana damai sejahtera dalam kehidupan keluarga. Orientasi penuh pada materi mengesampingkan pentingnya membangun suasana yang tentram dalam keluarga.
Ketentraman dapat diciptakan bukan hanya dari kemewahan tetapi juga dari kesederhanaan.
Alkitab menyampaikan pemahaman yang sangat jelas bahwa Tuhan sangat sayang terhadap anak-anak.
Di mata-Nya, anak-anak seumpama harta yang tak bernilai dan memposisikan sebagai atribut yang perlu diperhatikan yaitu Kerajaan Allah sebagaimana perkataan Yesus Kristus dalam Injil-Injil.
Anak-anak adalah hal yang sangat penting, jika anak berarti penting bagi Tuhan, maka orang tua harus berpikiran yang sama dengan Tuhan Yesus Kristus.
Anak-anak adalah mahkota orang tua, meski kenyataan membuktikan bahwa telah terjadi pergeseran tata nilai dalam relasi orang tua dan anak yang menyebabkan banyak anak-anak yang tidak mampu menghargai orang tua dan tidak menjadi mahkota bagi orang tua.

















