Manado, BERITASULUT.CO.ID – Banyaknya warga Sulawesi Utara (Sulut) yang berminat kerja di Kamboja dengan diiming-iming gaji yang tinggi, sehingga mengakibatkan banyaknya korban dari masyarakat Sulut.
Saat ini terinformasi ada lagi dua orang warga Sulut yang kini juga disekap di sana dan berharap agar mereka bisa diselamatkan dan dipulangkan ke Tanah Air.
Mereka yakni Bonifasius Jenly Totopanday dari Kabupaten Talaud dan Albertus Agung Tengker dari Kota Bitung.
Wakil Ketua DPRD Sulut Royke Reynald Anter SE ME berharap, persoalan yang saat ini terjadi harus benar-benar disikapi secara tegas dan cepat oleh semua pemangku kepentingan, dalam hal ini Pemprov Sulut terutama Dinas Tenaga Kerja.
“Harus secara masif melakulan koordinasi dengan pemerintah Kabupaten/Kota untuk memberikan edukasi, agar menyampaikan Negara mana yang dilarang atau Zona Hitam untuk bekerja, sekaligus juga menelusuri agen yang merekrut pekerja,” ujarnya, Jumat (30/5/2025).
Dikatakannya, ini sudah berulang ulang terjadi, dan terus ada korban. Sehingga harus ada langkah serius dinas terkait berkoordinasi hingga Kab/Kota, libatkan perangkat Kelurahan/Desa, tokoh umat, tokoh agama untuk menyampaikan Negara yang berbahaya di bekerja, juga bagaimana tanda, syarat pekerjaan yang legal.
Demikian juga dengan aparat kepolisian, Anter mendorong agar menangkap para calo, agen yang diduga menjadi dalang untuk mengajar warga Sulut ke Kamboja.
”Kami sangat meyakini Pak Kapolda mampu menyikapi hal ini, agar ada efek jera dan tidak ada korban korban selanjutnya,” ujar Anter.
Ia berharap agar ada langkah nyata untuk dapat memulangkan 2 warta Sulut yang saat ini di Sekap di Kamboja.
”Kami berharap ada koordinasi pemerintah Sulut dan kedutaan, BP2MI, untuk dapat memulangkan mereka. Kasian keluarga mereka saat ini dalam kekuatiran mendalam atas kondisi mereka disana,” pungkasnya.
(IKA)