Dihadapan Gubernur YSK, Henry Walukow Sampaikan Masalah Pelayanan RSUP Kandouw dan Tenaga Migran di Kamboja

Anggota DPRD Sulut Fraksi Partai Demokrat Henry Walukow.

Manado, BERITASULUT.CO.ID – Anggota DPRD Sulut Henry Walukow mengungkapkan, ada seorang pasien bernama Gabriel Sineleyan yang viral karena tak mendapatkan tindakan operasi di RSUP Prof RD Kandouw Manado selama hampir dua bulan karena alasan alat medis untuk operasi rusak, akhirnya meninggal dunia.

Karena itu, dihadapan Gubernur Yulius Selvanus Komaling (YSK) dan Wakil Gubernur Victor Mailangkay (VM), ia menegaskan agar ini bisa diseriusi Pemerintah Provinsi Sulut.

“Ini sangat di sayangkan, pasien sampai meninggal, karena alat medis ini tidak kunjung di perbaiki,” ujarnya saat mengintrupsi Rapat Paripurna Penyampaian Penjelasan atas Rancangan Peraturan Daerah (Ranperda) tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2025-2044, Selasa (10/6/2025).

Dikatakannya, ini sesuatu yang sangat memiluhkan, dan kiranya Dinas Kesehatan boleh mengambil langkah untuk mengevaluasi alat-alat kesehatan yang ada di Provinsi Sulut, bahkan rumah sakit-rumah sakit agar masyarakat Sulut bisa terlayani dengan baik.

“Dan kejadian ini tidak terulang lagi,” tukas Anggota Fraksi Partai Demokrat ini.

Selain itu ia mengampaikan terkait pekerja pekerja migran asal sulut yang sampai saat ini masih bermasalah di Kamboja.

“Saya mendorong sosialisasi yang lebih masif dari disnaker, pemdes, kominfo untuk menyampaikan kepada masyarakat untuk tidak gampang tergiur dengan gaji yang tinggi untuk bekerja di Kamboja. Data dari kementerian hampir tidak ada pekerja asal sulut, tetapi fakta dilapangan banyak jeritan para pekerja asal sulut yang disiksa, diperas, bahkan disuruh mengirimkan uang, kemudian pulang meninggal,” ujarnya.

Tentunya ini harus disikapi bahkan dicermati.

“Saya percaya dengan jaringan yang ada dari pak gubernur dengan jaringan intelejen yang luar biasa bisa membantu warga sulut yang mungkin masih bekerja disana untuk boleh kembali bersama keluarganya di sulut,” terangnya

Ia mengapresiasi atas trobosan-trobosan dari Gubernur dan Wakil Gubernur Sulut untuk beberapa hari sudah memimpin Sulut, yang mampu membawah Sulut dengan lompatan-lompatan yang besar.

Menanggapi hal tersebut, Gubernur YSK mengatakan tarkait meninggalnya Gabriel itu saat ini akan dilakukan koordanisasi kembali dengan memanggil pihak manajemen RSUP Kandou untuk dimintakan keterangan.

“Karena ini wilayah kewenanganya bukan dari provinsi, melainkan vertika maka kami akan komunikasikan nantinya. Dan memang kita sudah banyak mendengar cerita tentang RSUP Kandou ini kita sering komunikasi agar bagaimana kedepan dia akan lebih bagus lagi,” ujar Gubernur.

Kemudia soal tenaga kerja kita di luar, dimana menurutnya mereka bekerja secara ilegal suatu negara.

“Yang kemudian mereka ini sebenarnya yang berangkat ke suatu negara ini ilegal. Dan waktu lalu kita sudah ada enam orang yang pulang meninggal dan saya sendiri yang menjemputnya dibandara. Dan saya minta memang waktu itu almarhum di kirim dengan keadaan utuh tidak di kremasi. Saya ingin rakyat saya walaupun sudah jadi jenazah dia kembali harus utuh karena itu bukan tradisi kita di sulut. Dan puji Tuhan saya yang terima jenasahnya,” tukasnya.

(IKA)