Waduh, baru lima bulan bertugas CEO Ruangguru mundur dari Stafsus Presiden

Belva Devera saat diperkenalkan oleh Presiden Jokowi sebagai Stafsus Presiden di Istana Negara, 21 November 2019 lalu.(foto: ist)
Belva Devera saat diperkenalkan oleh Presiden Jokowi sebagai Stafsus Presiden di Istana Negara, 21 November 2019 lalu.(foto: ist)

JAKARTA, BERITASULUT.co.id – CEO edtech startup Ruangguru, Adamas Belva Syah Devara mengundurkan diri dari posisi Staf Khusus (Stafsus) Presiden Joko Widodo (Jokowi). Hal ini dia sampaikan melalui akun Instagram pribadinya @belvadevara.

Padahal Belva baru lima bulan diangkat sebagai Stafsus Presiden, yakni pada 21 November 2019 lalu. Ia menyatakan tidak ingin polemik mengenai posisinya sebagai Stafsus Presiden sekaligus CEO Ruangguru menjadi berkepanjangan.

“Saya mengambil keputusan yang berat ini karena saya tidak ingin polemik mengenai asumsi/persepsi publik yang bervariasi tentang posisi sebagai Staf Khusus Presiden menjadi berkepanjangan,” tutur pria peraih dual degree dari Harvard dan Stanford University tersebut, dilansir dari liputan6.com.

Terkait polemik yang dimaksud, sebelumnya posisi Belva sebagai Stafsus Presiden sekaligus CEO Ruangguru, yang merupakan mitra program Kartu Prakerja, menjadi perbincangan. Beberapa pihak menyebut ada konflik kepentingan di antara kedua posisi yang diemban oleh Belva.

Bahkan, terkait polemik ini, bukan hanya Belva yang disorot. Stafsus Presiden lainnya, Andi Taufan Garuda Putra yang merupakan CEO Amartha, sebuah startup yang bergerak di sektor peer-to-peer landing, juga menjadi sorotan publik.

Belva mengaku pengunduran dirinya telah disampaikan dalam bentuk surat kepada Presiden Jokowi pada 15 April 2020, dan disampaikan langsung ke Presiden pada 17 April 2020.

Berikut surat terbuka Belva Devara terkait mundurnya dirinya sebagai Stafsus Presiden Jokowi:

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakaatuh.

Salam sejahtera untuk kita semua.⁣⁣

Semoga di masa pandemi ini kita diberikan kesehatan dan kekuatan dari Allah yang Maha Penyayang.⁣

Berikut ini saya sampaikan informasi terkait pengunduran diri saya sebagai Staf Khusus Presiden. Pengunduran diri tersebut telah saya sampaikan dalam bentuk surat kepada Bapak Presiden tertanggal 15 April 2020, dan disampaikan langsung ke Presiden pada tanggal 17 April 2020. ⁣

Seperti yang telah dijelaskan oleh Kementerian Koordinator Perekonomian dan Manajemen Pelaksana Kartu Prakerja (PMO), proses verifikasi semua mitra Kartu Prakerja sudah berjalan sesuai aturan yang berlaku, dan tidak ada keterlibatan yang memunculkan konflik kepentingan. Pemilihan pun dilakukan langsung oleh peserta pemegang Kartu Prakerja.

Namun, saya mengambil keputusan yang berat ini karena saya tidak ingin polemik mengenai asumsi/persepsi publik yang bervariasi tentang posisi saya sebagai Staf Khusus Presiden menjadi berkepanjangan, yang dapat mengakibatkan terpecahnya konsentrasi Bapak Presiden dan seluruh jajaran pemerintahan dalam menghadapi masalah pandemi COVID-19. ⁣⁣

Saya berterima kasih kepada Bapak Presiden Joko Widodo yang telah memahami dan menerima pengunduran diri saya.⁣

Walau singkat, sungguh banyak pengalaman dan pelajaran yang saya dapatkan dari pekerjaan sebagai Stafsus Presiden.

Saya merasakan betul bagaimana semangat Bapak Presiden Jokowi dalam membangun bangsa dengan efektif, efisien, dan transparan. Sehingga di manapun saya berada, di posisi apapun saya bekerja, saya berkomitmen mendukung Presiden dan Pemerintah untuk memajukan NKRI.

Dengan ini, saya juga ingin menjelaskan bahwa saya tidak dapat merespon pertanyaan-pertanyaan media dalam beberapa hari terakhir karena saya ingin fokus dalam menyelesaikan hal ini terlebih dahulu.

Terima kasih untuk teman-teman yang telah menghormati dan menghargai keputusan saya tersebut.⁣

Semoga kita semua bisa segera keluar dari masalah pandemi yang berat ini.⁣

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakaatuh.⁣⁣

Belva Devara

(LIP6)