Hal ini terlihat dari pertumbuhan total aset sebesar Rp 16 triliun atau naik 16,39% dari posisi periode sama tahun lalu.
Dari sisi permodalan, Jasa Raharja tercatat memiliki permodalan yang kuat, dengan rasio risk based capital (RBC) sebesar 702,88%, meningkat 27,10% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar 553%, seiring kenaikan ekuitas sebesar 22,01% menjadi Rp12,68 triliun. Angka RBC ini jauh di atas angka RBC yang ditetapkan regulator yakni sebesar 120%.
Jasa Raharja juga mencatatkan hasil investasi hingga September 2021 sebesar Rp 590,12 miliar atau naik 7,01% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Hal ini tentunya dapat dicapai dengan pengelolaan investasi yang secure dan aman dan juga seiring mulai membaiknya kondisi pasar modal jika dibandingkan dengan tahun 2020 pada saat awal pandemi.
Alhasil, PT Jasa Raharja mampu mencetak kinerja positif di tengah pandemi Covid-19, berupa peningkatan laba bersih sebesar 48,85% atau sebesar Rp 1,35 triliun dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 911,68 miliar.
“Kedepan, Jasa Raharja akan terus melakukan optimalisasi pendapatan seiring dengan mulai meningkatnya mobilitas masyarakat, melalui aplikasi JRKu yang bisa langsung membayar pajak kendaraan bermotor maupun sistem host to host dengan seluruh operator angkutan baik darat, laut dan udara,” kata Rivan.

 
									

















