RELIGI  

MTPJ GMIM 10-16 April 2022 : Tersalib sekalipun tidak bersalah

Dia berdoa untuk para pemberontak, seperti sudah dinubuatkan sebelumnya (Yes. 53:12), Doa Stefanus ketika sedang direjam batu (Kis. 7:60), dan doa Yesus (Yoh. 17).

“Ya Bapa ampunilah mereka”, bukan hanya orang-orang ini, tetapi juga semua orang yang akan bertobat dan percaya kepada Injil. Orang yang paling berdosa sekalipun dapat mengharapkan belas kasihan melalui Yesus Kristus, jika mereka bertobat.

“Sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat”, sebab jika mereka tahu, mereka tidak akan menyalibkan Dia dan karena mereka tidak menyadari siapa Yesus itu (bnd. Kis. 13:27, I Kor. 2:8).

Mereka membuang undi untuk membagi pakaian-Nya sebagai upah mereka yang menunjukkan jubah itu hampir tidak punya harga sama sekali, apalagi sampai dibagi-bagi (ayat 34).

Orang banyak selalu menghadiri pelaksanaan hukuman mati karena belas kasihan atau karena ingin tahu bahkan mungkin tidak merasa prihatin sama sekali.

Para pemimpin Yahudi dianggap terhormat dan bermoral karena jabatan mereka, justru mengejek Yesus; “Orang lain Ia selamatkan, biarlah sekarang Ia menyelamatkan diri-Nya sendiri.

Mereka menentang-Nya untuk menyelamat-kan diri-Nya dari kayu salib. Yesus justru seperti menyerah ditangan orang Romawi dan dihadapan Yesus seakan-akan mereka itu telah menaklukkan Yesus, mereka mempermainkan-Nya.

Jika Ia sebagai Kristus akan menyelamatkan bangsa kita dari orang-orang Romawi maka biarlah Yesus menyelamatkan diri-Nya sendiri dari orang-orang Romawi yang kini sedang menguasai-Nya.

Mereka tahu bahwa Kristus adalah orang yang dipilih Allah, yang diutus dan dikasihi-Nya (ayat 35).

Prajurit-prajurit juga mengejek Yesus menggunakan kata-kata dalam “titulus” atau kertas tuduhan yaitu tulisan “I.N.R.I.” (Iesus Nazarenus Rex Iudaeorum), artinya “Yesus Orang Nazaret Raja Orang Yahudi”, yang dipakukan di kayu salib di atas kepala-Nya dan tulisan itu menunjukkan kejahatan-Nya.