RELIGI  

MTPJ GMIM 10-16 April 2022 : Tersalib sekalipun tidak bersalah

Seorang penjahat yang mendapat teguran; “Tidakkah engkau takut, juga tidak kepada Allah”. Tidak mau mendengar dan menerima seperti kekerasan hati Firaun (Kel. 7:22).

Hati yang keras berpeluang terjadi kepada siapapun dan kapanpun. Miliki kerendahan hati untuk mendengar dan menerima nasehat yang baik, benar dan sesuai Firman-Nya.

Yesus disalib menjadi peringatan bagi umat Tuhan untuk berbalik, mengubah hati yang keras dan yang tidak takut akan Allah.

Allah berfirman jangan keraskan hati kita sebab membuat kita kehilangan janji-Nya, anugerah-Nya, bahkan keselamatan dari-Nya (Roma 2:5).

Seorang penjahat yang lain berkata “Yesus, ingatlah akan aku”. Ia yakin Yesus tidak berbuat sesuatu yang salah dan Ia meminta supaya Yesus mengingat dia.

Inilah doa dari seorang pendosa yang hampir mati kepada Yesus sang Juruselamat yang juga ada diambang kematian.

Adanya orang yang masih memberi kesempatan berdoa memohon kepada Yesus meskipun Yesus sedang dihina dan direndahkan dikayu salib merupakan sebuah kehormatan dan penghiburan.

Belum tentu setiap orang akan memiliki kesempatan untuk bertobat sesaat sebelum mereka meninggal. Seperti yang didapat oleh seorang penjahat ini untuk bertobat adalah kesempatan yang diberikan padanya sangat istimewa.

Tetapi juga janganlah kita menunda-nunda pertobatan dan berharap memperoleh belas kasihan ketika mendekati ajal.

Selama kita hidup maka hidup dalam pertobatan, selalu ada pengharapan dan selama masih ada pengharapan, selalu ada ruang untuk berdoa (I Tes. 5:17).