Karena itu Calvin sang Reformator mengatakan kenakanlah pikiran Kristus dalam memahami berita Paskah, agar wibawa peristiwa itu tidak diragukan.
Sekarang pergilah dan katakanlah… demikian amanat penting. Yesus telah bangkit adalah berita yang datangnya dari Tuhan sendiri, dan itu harus dipercaya.
Ingat siapa yang menolak utusan Tuhan dan menolak berita yang disampaikannya sama halnya menolak Tuhan. (Band I Sam 8:7).
Markus berusaha meringkas kisah kebangkitan Yesus bahwa sudut pandangnya adalah tindakan Allah yang menyelamatkan.
Bagaimana kabar baik itu dapat menerobos ke dalam dunia; bukan karena para wanita, bukan pula karena para murid, melainkan hanya oleh Allah sendiri, menjadikan berita itu kudus dan tidak terbinasakan.
Dialah yang menggagas para perempuan itu berubah jadi penting dan menjadikan murid-Nya bangkit setelah kisah kematian yang tragis dan menyedihkan itu.
Ternyata kebangkitan menurut Injil Markus juga dipandang sebagai proses pemuridan yang sustainable-berkelanjutan.
Tidak heran perempuan yang bingung di pagi itu, langsung disuruh pergi untuk mengabarkannya kepada murid-murid dan khusus untuk Petrus. Mereka harus pergi menyampaikan peristiwa yang tidak pernah mereka duga.
Kenapa karena hakekat berita itu begitu berharga, penting, berita itu dasyat. Inilah pangkal iman Kristen yang sesungguhnya. Bagaimana jadinya iman kita jika Yesus tidak bangkit.
Karya selamat Allah yang spesial ini harus diwartakan secepatnya. Perempuan itu adalah massenger ulung; sebab dengan singkat mereka menyampaikan semua pesan itu kepada Petrus dan temantemannya.

















