RELIGI  

MTPJ GMIM 10-16 Juli 2022 : Kecaplah dan lihatlah, Tuhan itu baik

Dalam rangka penghayatan Ibadah Pengucapan Syukur, haruslah kita ingat, bahwa mengucap syukur bukan semata-mata karena kita berhasil dari usaha atau pekerjaan kita.

Tapi justru dengan pemberian TUHAN berupa kekuatan dan kesehatan serta umur panjang kita boleh menikmati dan memandangnya sebagai bentuk kebaikan TUHAN kepada kita.

Maka pengucapan syukur harus dimaknai sebagai ucapan syukur atas semua pemberian TUHAN itu. Jangan kita terlena dengan hasil, menghabiskan tanpa pengelolaan yang benar.

Kita boleh berpesta (untuk berbagi berkat bagi orang lain), tapi ingatlah akan tanggungjawab kita, jangan sampai terabaikan yaitu pendidikan anak-anak, pelayanan diakonia bagi yang membutuhkan.

Sebagaimana amanat Firman TUHAN bagi kita yaitu: “Bertolong-tolonganlah menanggung bebanmu! demikianlah kamu memenuhi hukum Kristus” (Galatia 6:2).

PERTANYAAN UNTUK DISKUSI

1. Apa pendapat saudara tentang tema: “Kecaplah dan Lihatlah, Tuhan itu Baik”, berdasarkan Mazmur 34 ini?

2. Bagaimana pendapat saudara tentang praktek pelaksanaan Pengucapan Syukuryang dilakukan oleh gereja dan masyarakat saat ini?

3. Jelaskan dampak negatif dan manfaat tradisi melaksanakan (ibadah) Pengucapan Syukur dalam kehidupan berkeluarga, berjemaat dan bermasyarakat dihubungkan dengan pelayanan persekutuan, kesaksian dan diakonia serta pendidikan.

POKOK-POKOK DOA

1. Berdoa dan mengucap syukur atas kebaikan Tuhan.

2. Berdoa dan mengucap syukur atas pekerjaan dan usaha kita agar diberkati TUHAN

3. Berdoa untuk para pemimpin dan rakyat serta pembangunan Bangsa Indonesia agar diberkati dan dilindungi TUHAN.

4. Berdoa untuk pelayanan GMIM (Jemaat, Wilayah, Sinode) di periode 2022-2027.

(ddkg)