RELIGI  

MTPJ GMIM 24-30 Juli 2022 : Mengucap syukurlah untuk kemuliaan Allah

Surat 1 Korintus menguraikan bagaimana Paulus sebagai seorang gembala, yang menafsirkan dan menerapkan Injil pada masalah-masalah jemaat dan berusaha mempertahankan persekutuan orang-orang percaya untuk menyembah dan memuliakan Yesus sebagai Mesias.

Masalah yang ada di jemaat Korintus seperti pertentangan dalam jemaat (1 Kor 1:11), membanggakan diri karena memiliki Roh (1 Kor 1:20-29; 8:1-2), immoralitas (1 Kor 5), makanan yang dipersembahankan kepada dewa-dewa kafir, penyimpangan-penyimpangan dalam perjamuan kasih dan perjamuan kudus (1 Kor 11).

Surat 1 Korintus 10:14-33 merupakan bagian nasihat Paulus tentang kehidupan jemaat agar hanya menyembah dan memuliakan Tuhan.

Sebagai orang bijaksana, dengan nada yang lembut, ia mengimbau mereka mempertimbangkan sendiri kebenaran yang disampaikannya, yaitu jauhilah (Yunani: phiengete: melarikan diri, menjauh) penyembahan berhala (ayat 14).

Karena jemaat telah mengucap syukur kepada Tuhan dengan perayaan perjamuan Kudus. Hal ini jelas dengan pertanyaan Paulus.

Bukankah cawan pengucapan syukur yang atasnya kita mengucap syukur adalah persekutuan dengan darah Kristus? (ayat 16).

Dengan meminum anggur dan makan roti dalam perayaan perjamuan kudus berati umat ada dalam persekutuan dengan darah dan tubuh Kristus.

Roti adalah simbol tubuh Kristus, maka kita sekalipun banyak dan berbeda, adalah satu tubuh, karena mendapat bagian dari roti yang satu itu (ayat 17).