Gereja adalah tubuh Kristus. Roti yang satu itu sejajar dengan satu tubuh. Gereja yang terdiri dari banyak anggota mendapat bagian dalam roti yang satu itu.
Roti yang menunjuk pada Tubuh Kristus tidak dapat dibagi-bagi. Sehingga bersekutu dan mempersembahakan korban kepada roh-roh jahat tidak dikehendaki Tuhan.
Paulus dengan tegas memperingatkan jemaat untuk tidak terpengaruh dengan praktik-praktik penyembahan dan pemberian kurban orang kafir (ayat 20).
Menyembah Tuhan dan menyembah roh jahat, menurut Paulus membangkitkan cemburu Tuhan seperti yang dialami oleh umat Israel di zaman Musa ketika mereka menyembah berhala. (lih. Ul. 32:21)
Setelah Paulus menjelaskan bagaimana hubungan vertikal antara Tuhan Allah dengan manusia, selanjutnya ia menasihati jemaat tentang kebebasan dan tanggungjawab persekutuan.
Kebebasan seseorang itu dilihat dari tujuan, apakah yang dilakukan itu berguna dan membangun kehidupan jemaat atau tidak? (ayat 23).
Salah satu tanggungjawab sosial jemaat adalah menjadi berkat bagi orang lain dengan tidak mencari keuntugan bagi diri sendiri tetapi juga memberikan manfaat bagi orang lain.
Paulus juga memberi perhatian pada soal makanan dengan tidak memberatkan hati nurani. Bagi Paulus makanan tidak ada kaitannya dengan penyembahan berhala. Kemerdekaan dalam soal makanan adalah pengakuan yang mendasar bahwa bumi dan segala isinya adalah milik Tuhan.

















