Sesuatu yang sangat ironi kalau mendengar firman Tuhan Allah tidak berdampak apapun dalam hidup keberimanan seseorang. Jika demikian, harus dikoreksi cara mendengar firman.
Rasul Paulus menyesali sambutan terhadap Injil yang tidak ramah di Roma, bahkan di beberapa tempat yang dikunjunginya.
Dan ia menegaskan bahwa murid-murid dan rasul-rasul sudah berupaya sungguh-sungguh memberitakan Injil sampai ke ujung bumi.
Sangat mengejutkan jika Injil pertama-tama ditolak oleh orang Yahudi, mengingat identitasnya sebagai bangsa pilihan Tuhan Allah.
Injil pertama-tama ditujukan kepada orang Yahudi (band Roma 1:16). Karena itu Paulus berupaya agar Injil diberitakan kepada orang-orang Yahudi.
Ia mendatangi rumah-rumah ibadah mereka (sinagoge) yang tersebar luas di wilayah Romawi dan mengajar.
Mereka mendengar kabar baik itu, tetapi mereka meragukan kebenarannya, karena berbeda dengan kebenaran yang mereka yakini melalui Talmud dan Misnah (Tafsiran Taurat).
Sikap dan perilaku Israel menimbulkan kecemburuan dan kemarahan Tuhan Allah. Sehingga Tuhan Allah memakai bangsa kafir sebagai sarana penghukuman agar mereka menyadarinya.

















