Musa menyebut masalah fundamental bangsa Israel adalah tegar-tengkuk. Predikat buruk yang tidak layak bagi bangsa pilihan.
Kutipan dari kitab Ulangan 32:21 ini dipakai Paulus sebagai peringatan agar memberi telinga mendengar Injil dan tidak menolak.
Apa dampak dari penolakan terhadap Injil (tidak mau mendengar Injil) ayat 21-22? Paulus menggunakan latarbelakang Perjanjian Lama tentang penghukuman dan keselamatan (Yesaya 65:1,11).
Narasi yang bernada kontradiksi dikenakan kepada Israel. Seharusnya mereka diberkati, tapi sebaliknya nabi Yesaya malah menubuatkan penghukuman.
Mengapa? Karena Israel disebut sebagai bangsa yang semenjak nenek moyang mereka mendatangkan sakit hati Tuhan Allah (band Yes: 65:2-3,7).
Secara tersirat Paulus bertanya apakah tragedi masa lampau ini akan terulang lagi bagi Yahudi masa kini dan kenapa harus melanjutkan kemarahan Tuhan Allah bagi generasi kini?
Padahal betapa sabarnya Tuhan Allah, tangan-Nya selalu terulur (sebagai isyarat memohon dengan sangat).
Ini menandakan ketersediaan waktu Tuhan Allah menanti agar mereka datang mencari-Nya, mendengar perintah dan firman-Nya, hingga terjadi perubahan jati diri dari bangsa yang bebal menjadi dengar-dengaran.

















