Demokrat Sulit Dukung Ganjar Karena Hubungan SBY-Mega, Gabung Prabowo jadi Alternatif

Megawati Soekarnoputri dan Susilo Bambang Yudhoyono saat debat Capres 2009.(ist)

Diketahui Partai Demokrat selama ini menyuarakan narasi perubahan dengan mengusung Anies yang berasal dari luar pemerintahan untuk menjadi calon presiden.

“Misalnya masuk ke dalam salah satu koalisi pendukung pemerintah, Partai Demokrat harus melakukan packaging ulang terhadap narasi perubahan yang selama ini mereka suarakan,” kata Burhanuddin.

Poros baru

Burhanuddin juga berpendapat partai pimpinan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) itu sebenarnya masih memiliki alternatif lain setelah berpisah dari Partai NasDem dan PKS.

Dikatakannya, Partai Demokrat dapat membentuk poros baru bersama PPP dan PKS seperti yang dicita-citakan Sandiaga Uno. Namun, opsi itu cukup sulit terwujud.

Ia melihat PKS masih berat meninggalkan Koalisi Perubahan karena basis massa mereka adalah pendukung Anies Baswedan, sehingga terlalu berisiko jika PKS pindah gerbong dengan mengusung capres baru.

“PKS ini basis massanya sudah terlalu Anies, jadi kalau mereka mengusung capres baru bersama Demokrat tentu akan menimbulkan bumerang dari kalangannya sendiri,” ujarnya.

Sementara itu, Burhanuddin menjelaskan Partai Demokrat juga semakin berisiko jika memutuskan tidak mengusung siapa pun dalam Pilpres 2024. Sebab, menurut UU Pemilu, partai yang memenuhi syarat mengajukan pasangan calon bisa dijatuhi sanksi tidak mengikuti pemilu berikutnya jika tidak mengajukan capres-cawapres.

“Kalau tidak mengusung mereka tidak boleh mengikuti Pemilu 2029. Jadi pilihannya memang memilih antara Ganjar dan Prabowo atau menarik mitra koalisi baru untuk membentuk poros baru,” katanya.

(cnni)