Kata mendengar berasal dari akar kata syama yang berarti mendengar, memperhatikan, mengetahui, memahami dan melakukan apa yang didengar.
Sehingga kata ini mengandung makna ketaatan, dengan demikian paralel dengan kata shema (dengarlah) yang merupakan pengakuan iman dari bangsa Israel tentang Allah sebagaimana tercantum dalam Ulangan 6:4-5.
Pada umumnya orang Yahudi memberi pengajaran shema setelah anakanaknya mampu berbicara.
Hal ini penting bagi orang Yahudi sebagai bentuk pernyataan komitmen kepada Tuhan.
Teks ini, menegaskan bahwa Allah menghendaki seluruh lapisan orang Israel, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa memiliki kesediaan untuk mendengar serta taat melakukan perintah Allah itu.
Jadi, mendengar perintah Tuhan bukan hanya sekadar membuka telinga saja, tetapi juga memahami segala perkataan dan melakukannya dengan sungguh-sungguh taat dan setia.
Sedangkan belajar takut akan TUHAN berasal dari terjemahan asli lamdu leyir’ah et-Yahweh.
Lamdu dari kata dasar lamad yang dalam Perjanjian Lama sering dikaitkan dengan proses belajar-mengajar.
Kata tersebut menegaskan suatu tindakan untuk membuat seseorang tahu tentang sesuatu.