Ia juga menyatakan bahwa ketika Ia ditinggikan dari bumi melalui peristiwa penyaliban, Ia akan mengajak semua orang yang mendengar setiap ajaran-Nya untuk datang kepada-Nya.
Ini memberi arti bahwa peristiwa penyaliban-Nya menjadi pusat penyelamatan bagi semua orang.
Pada bagian selanjutnya, ayat 35-36, penulis menjelaskan bagaimana orang banyak yang mendengar ini menjadi bertanya-tanya.
Hal ini diakibatkan oleh karena mereka memiliki pemahaman yang berbeda dengan perkataan Yesus. Bagi mereka Mesias akan tetap tinggal selama-lamanya.
Mereka bertanya bagaimana Yesus bisa mengatakan bahwa Anak Manusia harus ditinggikan.
Yesus menggunakan metafora tentang terang (Yunani: phos) dan kegelapan (Yunani: skotia) untuk menjawab pertanyaan tersebut.
Kata phos secara literal berarti terang, namun secara metafor merujuk pada Tuhan Allah sebagai Sumber terang itu sendiri. Dengan demikian ini meujuk pada Yesus Kristus.
Sementara itu, kata scotia berarti gelap, kegelapan. Kata ini secara figurative merujuk pada keadaan tidak adanya pemahaman religius dan moral. Suatu situasi yang jauh berbeda atau bertolak belakang dengan situasi phos.
Yesus dengan tegas menasihati mereka untuk berjalan dalam terang sementara terang itu ada, agar mereka tidak menjadi anak-anak kegelapan.