RELIGI  

MTPJ GMIM 28 Maret – 3 April 2021: Tangisilah Dirimu!

Torehan yang mau mengubah kehidupan secara radikal, karena fokus hidup para perempuan masihlah pada tangisan, keputusasaan, kesedihan dan nasib malang yang menimpa Yesus. Kalimat “Janganlah kamu menangisi Aku” merupakan suatu teguran bahwa apa yang mereka tangisi itu menggambarkan tangisan akan adanya hukuman Allah yang akan menimpa mereka (Baca: orang Yahudi). Yesus juga mau menunjukkan bahwa penderitaan-Nya bukanlah subjek dari kesedihan siapa pun, melainkan kesukacitaan bagi dunia.

Yesus yang sedang menderita ternyata masih punya waktu untuk menoleh dan memperhatikan air mata mereka dan menegur para perempuan, bahwa akan adanya peng-hukuman terhadap Yerusalem karena menolak Yesus dan berpartisipasi dalam penyaliban Yesus.

Para perempuan ini mempunyai masa depan yang suram, demikian juga anak-anak mereka, yang menantikan bukan saja kehancuran Yerusalem tetapi peng-hukuman yang kekal dari Tuhan. Ia bermaksud bahwa mereka harus menangisi dosa-dosa yang telah mereka lakukan, yang membuatnya perlu bagi Dia untuk menderita dan mati untuk menyelamatkan mereka.

Perkataan Yesus selanjutnya dalam ayat 29: “Berbahagialah perempuan mandul dan rahimnya tidak pernah melahirkan, dan susunya tidak pernah menyusui.” Pernyataan ini dikutip Yesus dalam kitab Yesaya, “Bersorak-sorailah, hai si mandul yang tidak pernah melahirkan! Bergembiralah dengan sorak-sorai dan memekiklah, hai engkau yang tidak pernah menderita sakit bersalin!” (Yesaya 54:1).