MAKNA DAN IMPLIKASI FIRMAN
Menjalani kehidupan itu perlu ketaatan yang total seperti Simon dari Kirene yang memikul salib Yesus tanpa bersunggut dan mengeluh bahkan menangis. Yang perilakunya sungguh bertolak belakang dengan kehidupan Putri-putri Yerusalem yang tidak taat, namun menutupinya dengan tangisan.
Kenalilah Yesus yang menderita itu. Yesus yang disalibkan agar kita mengulang peristiwa torehan Yesus bagi para putri Yerusalem. Sekarang saatnya bagi kita untuk bersedia dijumpai Yesus.
Menangislah dengan penuh harapan dan sukacita, seperti ajakan Yesus bagi putri-putri Yerusalem untuk menangisi diri yang seharusnya menjadi ajakan bagi gereja untuk memeriksa diri, menyangkal diri dan bertobat, supaya makna sengsara dan kematian-Nya sungguh tidak sia-sia serta mempunyai dampak dalam kehidupan bergereja dan bermasyarakat. Apabila tidak, penderitaan Yerusalem akan menjadi tanda awas bagi perjalanan kehidupan kita.
Penderitaan Yesus bukan untuk ditangisi oleh kita tetapi mengoreksi diri kita, apakah yang telah kita kerjakan selama ini berkenan kepada Tuhan ataukah masih ada perilaku seperti yang dilakukan Putri-putri Yerusalem?
Untuk itu, mari kita merenung sambil menangis dan menangis sambil merenung tentang kehidupan kita sekarang sebagai orang Kristen yang menjadi murid Yesus. Menjadi murid punya komitmen taat dan setia kepada Sang Guru. Dengan demikian kita telah melakukan hal yang berguna bagi kemuliaan Tuhan.

















