PEMBAHASAN TEMATIS
Pembahasan Teks Alkitab (Exegese)
Kitab Yesaya merupakan salah satu kitab dari kumpulan kitab nabi-nabi besar dalam Peijanjian Lama. Kitab ini berisi penglihatan yang telah dilihat oleh Yesaya bin Amos tentang Yehuda dan Yerusalem (1:1).
Sebagaimana arti nama Yesaya (Bahasa Ibrani : Yeshayahu) ialah penyelamatan Tuhan atau Tuhan adalah penyelamat, maka demikianlah secara umum kitab ini memberitakan tentang keselamatan dari Tuhan bagi umat-Nya.
Yesaya pasal 58 ini termasuk dalam bagian yang disebut Trito Yesaya yaitu bagian yang memberitakan nubuat tentang keselamatan ataupun teguran Allah kepada bangsa Israel yang telah kembali ke Yerusalem sesudah masa pembuangan di Babel dengan pokok inti yang disoroti ialah mengenai degradasi spiritual dan moral dari pemimpin dan umat yang memerlukan restorasi di semua aspek kehidupan.
Berdasarkan pembagian tema dalam kitab Yesaya, pasal 58:1-12 ini ada dalam satu tema besar yaitu penggenapan keselamatan dan syarat-syaratnya.
Perwujudan keselamatan dari Allah disampaikan oleh nabi Yesaya melalui teguran untuk mengkritisi keadaan umat Allah pada masa itu karena mereka tidak lagi hidup sesuai dengan aturan dan ketetapan Allah.
Dalam ayat yang pertama kita dapat melihat gambaran hati Allah yang marah kepada umat-Nya atas kesalahan yang mereka lakukan di hadapan-Nya.
Dikatakan “Serukanlah kuat-kuat, janganlah tahan-tahan! Nyaringkanlah suaramu bagaikan sangkakala”, menggambarkan suatu ketegasan yang harus disampaikan oleh Yesaya kepada umat Allah atas pelanggaran mereka (58:1).
Sangkakala menggambarkan bahwa apa yang akan dikatakan oleh Yesaya merupakan suatu hal yang harus dan perlu untuk didengar atau mendapat perhatian untuk dimengerti serta dipahami.
Pada ayat selanjutnya diceritakan bahwa Yehuda senang mencari tahu apa yang Allah kehendaki untuk mereka lakukan dalam kehidupan mereka (58:2).
Memang mereka terlihat senang melalukan segala sesuatu yang disenangi Allah serta memiliki keinginan yang kuat untuk selalu mencari tahu segala jalan yang dikehendaki Allah sesuai dengan ritual keagamaan yang diberlakukan.

















