Seorang teolog, Jacob Neusner mengatakan bahwa pada dasarnya Taurat adalah bahasa kasih Allah kepada manusia sehingga harus terus-menerus diajarkan dari generasi ke generasi
Ulangan 31:9-11 mengatakan bahwa setelah hukum Taurat itu ditulis, Musa memberikannya kepada imam-imam bani Lewi dan para tua-tua Israel.
Imam-imam adalah pemimpin agama dan para tua-tua Israel adalah pemimpin masyarakat.
Jadi hukum Taurat diberikan terlebih dahulu kepada para pemimpin untuk dilakukan dan diajarkan kepada seluruh umat.
Ini menekankan tanggungjawab para pemimpin dalam memperdengarkan firman Tuhan agar umat belajar takut akan Tuhan dan setia melakukannya.
Hukum Taurat bukan hanya sebagai seperangkat aturan untuk ditaati tetapi untuk menolong bangsa Israel tetap hidup berkenan di hadapan Allah.
Hukum Taurat diberikan untuk memelihara kehidupan yang adil, benar dan penuh damai sejahtera. Itulah pernyataan kasih Allah.
Ayat 12 dan 13 menyebutkan perintah mendengarkan hukum Taurat ini juga diberikan kepada segenap bangsa Israel meliputi laki-laki, perempuan, anak-anak bahkan orang asing yaitu pendatang yang hidup bersama-sama dengan bangsa Israel.
Ayat-ayat ini juga menyebutkan kata `mendengarnya,’ `belajar takut akan TUHAN’ dan `melakukan dengan setia’ sebagai satu rangkaian perintah.