RELIGI  

MTPJ GMIM 27 Feb – 5 Maret 2022 : Solidaritas dalam pelayanan

“Iklim” kehidupan yang plural dan sangat terbuka ini, juga memungkinkan orang-orang di Korintus terjebak dalam berbagai perbedaan, gesekan, perselisihan bahkan konflik.

Kondisi seperti ini tidak hanya terjadi dalam relasi kehidupan sosial masyarakat, tapi juga berpeluang besar, terjadi di dalam jemaat. Seperti yang dikatakan Paulus bahwa mereka kaya dalam segala hal, baik dalam perkataan maupun dalam pengetahuan (ay.5) dan bahkan tidak kekurangan dalam satu karuniapun (ay.7).

Itulah sebabnya, potensi terjadinya perbedaaan akan sangat dimungkinkan di tengah persekutuan jemaat Korintus. Inilah fakta bahwa di tengah kehebatan jemaat Korintus, ada sebuah ancaman yang membahayakan tubuh Kristus, yaitu perpecahan.

Bagian bacaan ini, Paulus sedang menyikapi perselisihan yang terjadi di Korintus sebagaimana informasi dari keluarga Kloe (Yun,’/iijau’). Keluarga Kloe’ menceritakan kepada Paulus tentang perpecahan jemaat Korintus dan barangkali sudah termasuk dengan berbagai hal yang lain (1 Kor 1-6).

Mereka memiliki kerinduan supaya konflik (perselisihan) di dalam jemaat, segera disikapi oleh Paulus. Informasi ini sangat penting, agar ia secara terang-terangan, menegur dan menyampaikan nasihat kepada jemaat bagaimana mereka harus hidnp sebagai orang percaya.

Kewibawaan nasihat Rasuli ini, dikaitkan dengan nama Tuhan Yesus Kristus yang memberikan mandat kerasulan padanya. Ia berharap, di tengah kepelbagaian dan perbedaan jemaat Korintus, mereka dapat hidup seia sekata.

Ungkapan seia sekata biasanya digunakan oleh kelompok medis untuk penataan kembali tulang-tulang manusia oleh seorang dokter.

Artinya, upaya penataan itu orientasinya pada dasarnya menciptakan sebuah kondisi/keadaan yang lebih baik, normal dan sesuai fungsi.

Sulitnya membangun soliditas pelayanan (erat bersatu, Yunani Katartizo), yang seia sekata dan sehati sepikir, disebabkan oleh dominasi egoisme yang lebih mendahulukan diri sendiri atau menguntungkan kelompoknya.