Setelah diteliti, di Korintus terdapat beberapa kelompok/golongan berdasarkan ketokohan dari pemberita injil.
Pertama, golongan Paulus.
Mereka sangat mengidolakan Paulus. Mayoritas pengikut-nya adalah orang Kristen non Yahudi.
Kedua, golongan Apolos.
Apolos datang dari Efesus. la adalah seorang Yahudi Aleksandria yang terpelajar dan sangat fasih berbicara bahkan sangat mahir menggali soal Kitab Suci. la memiliki kemampuan berpidato/berkhotbah sehingga tak mengherankan ia memiliki banyak pengikut yang menyukai filsafat.
Ketiga, golongan Kefas.
Kelompok ini sebagian besar adalah orang Yahudi yang taat akan hukum Taurat, yang begitu menghormati Petrus sebagai rasul yang ditokohkan dan meragukan mandat Paulus.
Keempat, golongan Kristus.
Yang termasuk golongan ini adalah guru-guru palsu yang memusuhi rasul Paulus dan mengaku bahwa mereka memiliki kerohanian dan hikmat yang lebih unggul serta menganggap rendah semua hubungan dengan golongan-golongan yang lain.
Paulus menyalahkan sikap yang menggolongkan diri terhadap kelompok tertentu, kendati kehadiran para tokoh pemberita injil ini, tidak serta merta membuat Kristus terbagi-bagi atau “kesatuan tubuh Kristus” menjadi terkotak-kotak.
Sehebat-hebatnya nama besar Paulus, Apolos, Kefas di mata jemaat Korintus, hal itu tidak berarti bahwa ada ruang dan peluang untuk mengatasnamakan nama mereka dalam sebuah pengorbanan penyaliban maupun pembaptisan.
Artinya, jika pelayanan baptisan itu dilakukan maka hal itu selalu dilegitimasi atau dimeteraikan di dalam nama Kristus (bnd. Rm.6:3). Inilah yang dilakukan Paulus saat membaptis Krispus, Gayus dan juga keluarga Stefanus.

















