RELIGI  

MTPJ GMIM 27 Feb – 5 Maret 2022 : Solidaritas dalam pelayanan

Sejatinya, Paulus menyadari kehadirannya sebagai rasul Kristus bukan untuk membaptis (atau mengabaikan pelayanan baptisan), melainkan untuk memberitakan injil.

Dengan demikian, secara tersirat ia juga hendak menegaskan bahwa baptisan bukanlah syarat keselamatan. Hanya dengan percaya kepada Yesus Kristus, Injil yang sejati manusia diselamatkan (Bnd Yoh 3:16).

Baginya, setiap orang yang dipakai Tuhan selalu diperlengkapi-Nya dengan berbagai karunia untuk saling menopang satu dengan yang lain.

Sebagaimana yang dikatakannya, “Aku menanam, Apolos menyiram, tetapi Allah yang memberi pertumbuhan.

Karena itu yang penting bukanlah yang menanam atau yang menyiram, melainkan Allah yang memberi pertumbuhan.

Baik yang menanam maupun yang menyiram adalah sama; dan masing-masing akan menerima upahnya sesuai dengan pekerjaannya sendiri. Karena kami adalah kawan sekerja Allah….” (I Kor 3:6-9)

Pemberitaan injil yang dilakukannya, bukan dengan hikmat perkataan, supaya salib Kristus tidak menjadi sia-sia, melainkan semakin dimuliakan oleh segala bangsa.

Hikmat perkataan adalah sesuatu yang digemari oleh orang Yunani, namun hanya akan mengaburkan arti salib Kristus sesungguhnya.