RELIGI  

MTPJ GMIM 4-10 Juni 2023 : Lestarikan alam dan makhluk ciptaan demi masa depan

Memahami kisah air bah, maka kita perlu menyadari dan memperhatikan beberapa hal:

Pertama, Kisah air bah merupakan kisah sedih dan duka Tuhan Allah atas pemberontakan manusia ciptaan-Nya. “menyesallah TUHAN” dan “memilukan hati-Nya” (Kej. 6:6).

Air Bah yang dipandang sebagai bentuk “hukuman” jangan hanya disoroti dari sisi kemarahan Tuhan Allah saja, namun harus dipahami dalam konteks perasaan Tuhan Allah yang bersedih dan berduka.

Perhatikanlah apa yang tertulis dalam pasal 1. Di setiap mengakhiri karya ciptaan-Nya, Alkitab selalu mencatat: “Allah melihat bahwa semuanya itu baik”.

Namun yang baik ini menjadi rusak karena dosa manusia. Rusaknya dunia yang diciptakan Tuhan Allah bukanlah rencana-Nya.

Mari kita bayangkan hal ini: Bagaimanakah perasaan kita, jika karya yang kita buat sebaik mungkin dirusak? Tentu hati kita sedih dan terluka.

Sehingga kisah ini jangan hanya disoroti dari bentuk kemarahan Tuhan Allah saja tapi pada “Allah yang terluka dan bersedih”.