Setelah perintah datang (ayat 15-17), Nuh dan seisi keluarga beserta binatang yang ada di dalam bahtera itu turun.
Keselamatan yang dialami Nuh dan keluarganya adalah anugerah Tuhan Allah dan untuk mensyukurinya Nuh membuat mezbah dan memberikan persembahan syukur.
Ini adalah respon iman Nuh atas pemeliharaan dan penyelamatan Tuhan Allah serta untuk permulaan yang hidup yang baru. Persembahan syukur itu berkenan di hadapan Tuhan Allah.
Ketiga, Tentang pemulihan.
Apakah Tuhan Allah membiarkan ciptaan-Nya rusak? Tentu tidak! Tuhan Allah digambarkan seperti “tukang kebun/taman”, kini menjanjikan suatu permulaan baru.
Tuhan Allah menjanjikan pemeliharaan dan takkan berhenti musim menabur dan menuai (ayat 21-22).
Kini kisah kehidupan manusia berlanjut melalui keluarga Nuh. Tugas membangun suatu tatanan hidup baru dimulai.
Seperti perintah kepada manusia pertama di taman Eden agar kehidupan terus berlanjut maka demikian juga perjanjian yang dibangun Tuhan Allah dengan Nuh (Kej. 9).
Kepada Nuh diberi amanat untuk memulai sesuatu yang baru dalam rangka mengisi dan membentuk bumi yang baru, suatu masa depan yang lebih baik.

















