Menarik untuk diperhatikan dalam perikop ini adalah ungkapan “Jangan takut” (Yunani: messobeiste) yang muncul dua kali dalam bacaan ini.
Pertama oleh malaikat Tuhan (ayat 5) dan kedua oleh Yesus Kristus sendiri (ayat 10).
Pernyataan “jangan takut” yang pertama yang disampaikan oleh Malaikat Tuhan kepada para perempuan adalah untuk meneguhkan iman mereka, bahwa Firman-Nya telah digenapi, yaitu Dia akan mati tetapi bangkit pada hari ketiga (Matius 17 : 22-23).
Perkataan Malaikat bahwa Dia tidak ada disini, Dia telah bangkit seperti yang telah dikatakan-Nya menunjukkan bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan yang hidup telah mengalahkan maut. Jadi tidak ada alasan lagi untuk bimbang apalagi takut.
Para perempuan itu, diberi mandat penting oleh Malaikat untuk membawa berita (menjadi saksi) dan menyampaikan kepada murid-murid bahwa kubur sudah kosong, Yesus Kristus sudah bangkit dan segera menuju ke Galilea untuk berjumpa dengan-Nya di sana.
Ungkapan “jangan takut” yang kedua disampaikan oleh Yesus Kristus kepada para Perempuan.
Mengapa Yesus Kristus harus mengatakan “jangan takut” kepada kedua perempuan tersebut?
Padahal mereka sudah berjumpa Yesus Kristus yang bangkit, bahkan mendengar salam-Nya (Yun “Khairete: “salam bagimu”) dan memeluk kaki Yesus Kristus serta menyembah-Nya (ayat 9)?
Artinya, Yesus Kristus hendak memberi peneguhan kepada para perempuan yang mendapat tugas pemberitaan bahwa ketika Dia bangkit, lawatan-Nya senantiasa ada bagi mereka dan Dia dekat dengan umat-Nya.

















