Bolmut, BERITASULUT.CO.ID – Layanan kesehatan di RS Pratama Bintauna mengalami gangguan serius akibat pengurangan tenaga sukarela. Kekurangan tenaga medis membuat pelayanan menjadi terbatas, bahkan layanan rawat inap terpaksa ditutup sementara.
Kasubag Tata Usaha RS Pratama Bintauna, Meigy Eva Tone, SKM, mengungkapkan bahwa sebelumnya sebanyak 42 tenaga sukarela diangkat untuk membantu operasional rumah sakit. Namun, mereka harus diberhentikan karena adanya aturan pembatasan tenaga honorer dari kementerian.
“Sejak November lalu, kami mengangkat 42 tenaga sukarela karena jumlah pegawai negeri yang ada hanya 27 orang, termasuk direktur dan pejabat eselon IV. Untuk tenaga pelayanan sendiri, hanya ada 23 orang,” jelas Eva, Selasa (4/2/2025).
Kondisi ini membuat pelayanan di RS Pratama Bintauna menjadi terbatas. Saat ini, rumah sakit hanya membuka layanan Unit Gawat Darurat (UGD) dan Poliklinik, sementara layanan rawat inap harus ditutup hingga ada kebijakan baru dari pemerintah.
“Ketika tenaga sukarela masih ada, layanan rawat inap bisa dibuka. Namun, sekarang jumlah tenaga yang tersedia sangat terbatas. Perawat yang tersisa hanya tujuh orang dan bidan tiga orang. Dengan kondisi ini, tidak mungkin layanan rawat inap bisa berjalan maksimal,” tambahnya.
Pengurangan tenaga medis ini berdampak langsung pada kualitas pelayanan kesehatan. Masyarakat yang membutuhkan perawatan lebih lanjut kini harus mencari alternatif lain.
Pihak rumah sakit telah berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan dan pemerintah daerah untuk mencari solusi atas masalah ini. Namun, keputusan akhir masih menunggu arahan dari kementerian.
“Saat ini, kami masih menunggu petunjuk dari pimpinan setelah konsultasi dengan kementerian,” ujar Eva.
Minimnya tenaga medis di RS Pratama Bintauna menjadi persoalan serius yang membutuhkan solusi segera. Masyarakat berharap ada kebijakan yang bisa mengatasi kekurangan tenaga kesehatan agar layanan bisa kembali normal.
(FHIK)


















