Bitung, BERITASULUT.CO.ID – Walikota Bitung Ir Maurits Mantiri menghadiri sekaligus membuka kegiatan diskusi tentang Refleksi 64 Tahun Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) tahun 2024 bersama Gusdurian Kota Bitung.
Ia hadir bersama sejumlah pemateri, antara lain Pdt Ruth Ketsia Wangkal MTh, Pdt Robby Kawengian STh SPd MAP, dan Dr Arianto Kadir MSi.
Walikota Maurits Mantiri mengingatkan generasi muda untuk mengerti sejarah dengan istilah “Jangan Sekali-kali Meninggalkan Sejarah (Jasmerah)”.
“Kita tahu sendiri bahwa Gusdurian lahir untuk melanjutkan nilai-nilai perjuangan almarhum Gus Dur di ranah kemanusiaan, keadilan, kesetaraan, pembebasan, kesederhanaan, persaudaraan, kesatriaan, maupun kearifan tradisi, dan diharapkan kita dapat melanjutkan pola pikir tersebut sebagai dasar ideology,” ujarnya.
Walikota Maurits Mantiri mengatakan bahwa lima tahun terakhir ini adalah waktu yang sangat mengesankan dalam perjalanan pendidikan.
Menjadi pemimpin dari gerakan Merdeka Belajar semakin menyadarkan tentang tantangan dan kesempatan yang kita miliki untuk memajukan pendidikan Indonesia.
“Tranformasi pendidikan, dunia pendidikan di Kota Bitung benar-benar kompak. Merdeka belajar adalah konsep yang tepat untuk kota Bitung,” ujarnya.
Terkait kesiapan menghadapi bencana alam yang terjadi di Kota Bitung dan sekitarnya beberapa hari terakhir ini, Walikota Maurits Mantiri menyebutkan Dinas Pendidikan Bitung dapat mengedukasi para siswa mulai dari TK, SD, SMP sampai pada tingkat SMA.
Edukasi penting agar masyarakat bisa belajar dari masih kecil untuk menghadapi bencana, bekerjasama dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dalam melaksanakan simulasi.
“Terkait para pengungsi yang ada di Kota Bitung harus kerja ‘malendong’ untuk membantu para pengungsi,” pinta Walikota Maurits Mantiri.
Diketahui, Presiden Indonesia ke-4 atau yang kita kenal dengan nama Abdurrahman Wahid (Gus Dur) telah mewariskan banyak hal ke bangsa Indonesia, baik di bidang demokrasi, politik, bahkan termasuk di dunia pendidikan melalui pemikiran dan gagasannya.
Dalam rangka memeringati Hari Pendidikan sekaligus mengenang semangat Gus Dur, Jaringan Gusdurian mengajak para talenta muda dan seluruh masyarakat untuk terus hadir dalam rangka merawat pemikiran Gus Dur dalam proses demokrasi di Indonesia, serta refleksi tentang dunia pendidikan hari ini.
Merujuk pedoman Kemendikbud Ristek yakni Merdeka Belajar yang mengembalikan sistem pendidikan yang berbasis pemikiran Ki Hajar Dewantara, dengan kata kunci memanusiakan manusia, melahirkan generasi untuk mencapai kemerdekaannya.
Kemerdekaan sejati membutuhkan semua pihak menjadi aktor atau pribadi yang memiliki karakter serta pemikiran dan imajinasi.
Tidak boleh diseragamkan oleh ketentuan dalam sebuah konteks, karena tujuan pendidikan bukan untuk meyeragamkan pola pikir, tingkah laku maupun karir masa depan.
(btg)