Keluhan Amir Liputo Sudah 21 Tahun Anggota DPRD Sulut, Mahawu-Bailang Banjir Tapi Tidak Ada Perhatian

Amir Liputo.

Manado, BERITASULUT.CO.ID – Anggota DPRD Provinsi Sulut Amir Liputo, sampaikan perasaannya terkait seringnya banjir di Mahawu dan Bailang, Kota Manado.

“Saya sudah 21 tahun di Dewan Provinsi. Dan 21 tahun juga saya mengadu sampai ke kementerian. Bahkan terakhir, sudah tidak tahu cara melihat warga saya, bukan setiap tahun banjir, melainkan tapi kali hujan,” ungkap Politisi PKS ini, saat interupsi pada rapat Paripurna di DPRD, Senin (24/3/2025).

Di hadapan Gubernur Sulut Yulius Selvanus (YSK), Wakil Gubernur Victor Mailangkay (VM), dan Ketua DPRD Sulut Fransiscus Andi SIlangen, Liputo mengutarakan keluhannya.

Ia sangat menyayangkan setiap kali pihaknya melakukan rapat dengan Balai Wilayah Sungai (BWS) sampai saat ini tidak ada progres atau penanganannya.

“Kami sudah melakukan rapat baik di Manado, Provinsi, dan bahka sudah ke pusat, namun sampai sekarang tidak dilirik sama sekali,” terang Liputo.

“Kemarin saya datang di pesantren di mana sejak sore hari mereka belum makan. Di Mahau ini banjir bukan karena baru-baru ini saja akan tetapi Itu terjadi setiap kali hujan,” katanya.

Ia pun berterima kasih kepada Gubernur YSK karena bisa hadir memberikan dukungan.

“Bapak Gubernur pada pertemuan kami terakhir dengan Balai Sungai di Jakarta, mereka menjanjikan akan segera dilakukan penanganan, dan selalu begitu setiap pertemuan. Bahkan dengan gerai air mata, saya menyampaikan dalam rapat tersebut agar bisa mendapat perhatian,” ungkapnya.

Ia berharap, Gubernur YSK bisa memikirkan masyarakat yang ada di daerah Mahawu dan Bailang.

“Setiap hujan bukan hanya terendam, tapi rumahnya dilewati oleh air di atas atap, Bahkan ada korban. Apakah kami akan dibiarkan begini terus Bapak. Kebetulan di daerah itu tempatnya masyarakat kecil. Di sana orang-orang pasar, kuli-kuli bangunan, dan pemulung sampah,” tuturnya.

“Kebetulan rumah saya di area situ Bapak. Mohon dengan sangat lewat rapat Paripurna ini, kami memohon dan meminta tolong. Kalau pun APBD kita tidak mampu, sudah dijanjikan masuk proyek di Balai Sungai Nasional, tapi sampai hari ini belum terealisasi,” keluhnya.

“Apakah kami egois? Hanya memikirkan di sana, tidak. Dalam pokok-pokok pikiran (pokir) saya. Jangankan Mahawu, bahkan Talaud dan Sangihe dimasukan dalam Pokir saya di perencanaan daerah,” tukas Liputo.

Semoga legasi yang akan Gubernur YSK buat ini bisa menjadi berkat bagi mereka.

“Usul kongkrit kami Bapak, tolong tanyakan progresnya, baik di Kementerian PU khusus Balai Sungai yang menjanjikan dihadapan ketua DPRD Sulut yang datang dan pergi, bahwa sungai ini sudah masuk dan tinggal pelaksanaannya, tapi sampai hari ini bagaikan punggung merindukan bulan,” ujarnya.

“Mohon Bapak, dengar jeritan kami ini. Sampai sekarang ini masih ada masyarakat yang mengungsi di Gereja maupun Masjid. Lapor juga Bapak, selama 3 hari ini kami terus menyuplai makanan dan Alhamdulillah cukup. Dan mereka tetap tegar menghadapi situasi ini,” kata Liputo.

Gubernur YSK sangat berterimakasih kepada Liputo yang sudah menyampaikan keluhan.

“Memang, ketika saya datang saat hujan dan banjir malam itu. Saat itu, juga saya sampaikan masa kita menyerah dengan air ini. Pasti ada solusinya. Saya mendengar ini adalah hujan kiriman dari Tomohon dan Tondano, ketika hujan semuanya mengarah ke tempat kita. Ada DAS (Daerah Aliran Sungai) yang harus buka tutup. Buka tutup yang memang tidak cukup untuk satu tempat saja,” ujar YSK.

“Tapi, kalau kemudian dari Bapak Amir menyampaikan saran itu, saya sudah pikirkan itu. Dan saya yakini bisa dilakukan. Nanti Balai Sungai, kemudian PU akan duduk sama-sama, tapi penanganannya harus cepat,” katanya.

“Kita perlu penanganan cepat. Indikasi hujan hari ini, ke depannya akan menghadapi musim kemarau panjang, jadi kita harus mengantisipasi dan menyiapkan waktu yang baik untuk sesegera kita kerjakan. Saya yakin dan percaya, bisa kita lakukan. Bapak Amir terima kasih atas masukannya,” tegas Gubernur.

(IKA)