Minut, BERITASULUT.co.id – Stunting menjadi momok mengerikan karena tidak hanya tinggi badan kurang dari standar saja, tetapi juga dapat menyebabkan kerusakan otak dan penyakit kronis.
Dalam mencegah stunting, diperlukan usaha kolektif dari berbagai pihak. Dimulai dari peran keluarga hingga pemerintah, bahkan sejak janin berada di kandungan, ibu hamil sudah harus memulai usaha untuk mencegah stunting untuk bayinya yang akan lahir kelak.
Hal ini dikatakan Ketua Komisi IX DPR-RI Felly Estelita Runtuwene SE dalam sosialisasi dan KIE Program Bangga Kencana Bersama Mitra Kerja BKKBN di Likupang Barat, Kabupaten Minahasa Utara, Selasa (30/1/2024).
Politisi Partai NasDem ini mengatakan persoalan stunting ini bukan hanya diselesaikan oleh satu kementrian atau lembaga tapi harus kerja bersama. Ini ancaman bagi bangsa kita jika tidak ditangani secara baik.
“Stunting sangat ditakuti dunia sebab jika mayoritas warganya mengalami stunting maka negara bisa hancur, sehingga Penting bagi Ibu-ibu untuk dapat memperhatikan tumbuh kembang buah hatinya sudah sejak masih dalam kandungan sehingga tidak mengalami yang namanya stunting,” ujarnya.
Felly menjelaskan, ada 4 gejala yang terlihat ketika anak terkena stunting.
Pertama, pertumbuhan tulang pada anak yang tertunda. Kedua, berat badan rendah apabila dibandingkan dengan anak seusianya.
Ketiga, anak berbadan lebih pendek dari anak seusianya. Keempat, proporsi tubuh yang cenderung normal tapi tampak lebih muda/kecil untuk seusianya.
“Pola hidup sehat untuk mencegah stunting pada anak harus dilakukan sejak persiapan masa pra nikah bagi pasangan suami istri, jangan nanti nanti sudah hamil,” jelas Felly.