Manado, BERITASULUT.CO.ID – Anggota Bawaslu Sulut Erwin Sumampouw mengatakan, ada banyak kerawanan dalam pilkada.
Salah satu potensi kerawanan yang perlu dimitigasi bersama ialah soal politik gentong babi (pork barrel), apalagi banyak calon petahana yang maju dalam Pilkada di Sulut.
Hal ini dikatakan Sumampouw, saat menjadi narasumber pada kegiatan Seminar Nasional dengan tema “Potensi Permasalahan Hukum Pada Pemilihan Kepala Daerah dan Peran Stakeholder dalam Pencegahan dan Penanganan Pelanggaran”, bertempat di Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) Manado.
“Soal potensi kerawanan dalam pilkada yaitu adalah penyalahgunaan kewenangan atau kekuasaan oleh calon petahana (incumbent). Pork barrel ini adalah penyalahgunaan kewenangan atau kekuasaan. Menggunakan kewenangan misalnya program pemerintah untuk kepentingan elektoral, ini tidak bisa dilakukan,” ujarnya.
Lanjutnya, soal perbedaan limitasi waktu dalam penanganan pelanggaran pemilihan.
“Soal perbedaan limitasi waktu, dalam UU Pemilihan, durasi waktu yang diberikan hanya 3 plus 2 (hari), sementara pada saat Pemilu itu 14 (hari), ini bisa jadi problem terkait efektifitas penanganan pelanggaran,” terangnya.
Untuk itu ia mengajak mahasiswa untuk berpartisipasi dalam pengawasan pemilihan.
Di Bawaslu Sulut ada yang namanya Sekolah Kader Pengawasan Partisipatif (SKPP).
“Masyarakat khususnya mahasiswa bisa terlibat bersama Bawaslu dalam mengawasi jalannya Pilkada ini,” tukasnya.
(IKA)