Bitung, BERITASULUT.co.id – Walikota Bitung Maurits Mantiri berbagi pengalaman saat menjadi pelajar kepada North Sulawesi Student Association (NSSA) Kota Bitung dalam kegiatan forum diskusi yang digelar di SH Sarundajang Hall, Kantor Walikota Bitung, Rabu (24/5/2023).
Di hadapan para pelajar, Maurits menceritakan pengalamannya saat berada di Jawa Tengah, tepatnya di daerah Sleman dalam kurun waktu satu bulan.
“Saat itu saya ditempatkan untuk belajar tentang kehidupan masyarakat tingkat bawah,” ujarnya membuka diskusi.
Dengan begitu, ia dapat memahami betul apa yang menjadi problema dari masyarakat serta bagaimana memahami benar tentang pemahaman Pancasila yang salah satunya adalah gotong royong.
“Dasar gotong royong itulah yang menjadi visi-misi Pemerintah Kota Bitung berlandaskan dari pemahaman Pancasila itu sendiri,” kata Maurits.
Dikatakannya, seiring dengan perubahan di zaman, jika tidak mempersiapkan generasi muda dengan pengetahuan, maka bonus demografi akan menjadi sia-sia.
“Kita mengetahui bahwa, bonus demografi saat ini adalah mereka berusia 15-64 tahun dalam usia produktif, lebih besar dari mereka yang ada di usia non-produktif,” ujarnya.
Sementara itu, saat menjelaskan sejauh mana peran digitalisasi di Kota Bitung, Maurits menjelaskan bahwa saat ini Pemerintah Kota Bitung terus bergerak cepat bagaimana digitalisasi itu masuk ke semua lini.
Beberapa program yang telah dan sementara dilakukan, antara lain Pelayanan Publik Berbasis Digital (1000 Titik Wifi dimana telah terpasang 780 titik), Fast Respon 112, Ruang Sepakat, Konsultasi Pelayanan Publik Pemkot Bitung (KP3B) atau Fast Respon di medis sosial Facebook, Aplikasi Bitung DC.
Kemudian Infrastruktur TIK Bitung Satu Data (Micro Data), Command Center, Aplikasi MHDoc, Smart Presensi, Aplikasi Pangkat Digital (ApDI), BerkasScan Digital (BSD), Google Cloud.
Ada juga Ekosistem StartUp dan Kewirausahaan Digital, Bitung Creative Center, Bitung Art Galery, UMKM Ketuk Pintu, UMKM Corner, PLUT, Cashless System.
Selanjutnya Pendidikan dan Literasi Digital, Google for Education, GASING, Promosi Pariwisata Digital, Hybrid Event, dan Digital Nomad.
Untuk Digital Nomad adalah sebutan untuk orang yang dapat bekerja dari mana saja di dunia, selama memiliki akses internet yang stabil.
“Mereka dapat bekerja dengan menggunakan laptop, smartphone, atau perangkat lainnya, dan dapat bekerja secara mandiri atau bergabung dengan tim yang terpisah secara geografis,” ungkap Maurits.
Dikatakan pula, saat ini Kota Bitung sedang dalam persiapan menuju City of Nomads. Bahkan di akhir tahun 2023 ini, sebanyak 100 orang Digital Nomads akan datang ke Kota Bitung.
“Jadi, apa yang bisa dilakukan para anak muda untuk ikut terlibat dalam mengembangkan digitalisasi di Kota Bitung? Let’s discuss,” katanya.
Diskusi dengan “Peran Pemuda dalam Pembangunan Daerah Kota Bitung di Era Digitalisasi” ini, menghadirkan sejumlah narasumber para anak muda Kota Bitung.
(adv)