RATAHAN, BERITASULUT.co.id – James Sumendap menerima pengutusan resmi sebagai warga GMIM yang mencalonkan diri sebagai anggota legislatif dalam Pemilu 2024 ini. Ia satu dari dua warga GMIM yang jadi calon anggota DPR RI dari PDI Perjuangan nomor urut 3.
Pengutusan untuk Sumendap ini dilakukan bersamaan dengan caleg lainnya dalam ibadah pengutusan calon legislatif kabupaten/kota, provinsi, DPD dan DPR-RI, yang dilaksanakan di jemaat GMIM Inspirasi, Tomohon, Wilayah Tomohon dengan Khadim yakni Ketua Sinode GMIM, Pendeta Dr. Hein Arina.
Dalam kiprahnya, James Sumendap menunjukkan pengabdian untuk kepelayanan bagi GMIM, termasuk terakhir sebagai Panglima Panji Yosua Sinode GMIM.
Dalam kiprahnya juga sebagai anggota DPRD Sulut dua periode dan Bupati Minahasa Tenggara (Mitra) selama 10 tahun, Sumendap komit memberikan dukungan luar biasa untuk kegiatan-kegiatan keagamaan termasuk GMIM. Meskipun tak meninggalkan perhatiannya yang juga diberikan untuk denominasi Gereja lain dan bahkan agama lain.
Salah satu bukti adalah di era kepemimpinannya di Kabupaten Mitra-lah kemudian diberikan insentif rutin bagi para Pendeta dan Pelayan Khusus GMIM dan bersama para pemuka agama lainnya. Tak heran bila sejumlah Pendeta GMIM dan para pemuka agama lainnya dikenal sangat dekat dengan Sumendap.
Panglima Panji Yosua Sinode GMIM ini juga ternyata memainkan peranan yang begitu besar dalam pengungkapan sejarah GMIM, khususnya pergerakan pemuda GMIM. Hal ini terungkap saat upaya penelusuran sejarah pemuda GMIM yang dilakukan pada periode tahun 2005-2010.
Dilansir sebuah media, Sekretaris Pemuda GMIM pada periode itu, Frangky Mocodompis mengurai, tahun 2007 Komisi Pemuda Sinode membentuk tim penelusuran sejarah pergerakan pemuda GMIM.
“Pergerakan ini mencapai puncaknya pada tahun 1927 saat dilaksanakan Bonsdag atau Pawai Pemuda GMIM yang dilaksanakan di Kantor Bupati Minahasa Tenggara di Wawali Ratahan pada waktu itu,” terangya.
Di sini lah kemudian James Sumendap memberikan perannya dalam upaya penelusuran sejarah pergerakan Pemuda GMIM itu. Hal ini pun diakui Mocodompis. Menurutnya, Sumendap menjadi orang yang sangat menentukan atau penentu bagi Pemuda GMIM untuk menyingkap dua selubung sejarah yang selama ini cukup membuat kebimbangan soal validitas sejarah.
“Dalam perspektif iman, saya meyakini proses ini bukan kebetulan dapat terungkap saat pak James Sumendap memimpin Minahasa Tenggara, sebuah daerah yang paling bersejarah bagi lahirnya Pergerakan Pemuda Kristen seperti Sarekat Pemuda Masehi (SPM) yang menjelma menjadi Pergerakan Pemuda Kristen Minahasa (PPKM), dan terakhir menjadi Komisi Pelayanan Pemuda Sinode GMIM hingga saat ini,” tuturnya.
Sebagai warga GMIM, Sumendap sendiri memberikan sumbangsih yang luar biasa bagi eksistensi GMIM. Pemberian dirinya dalam berbagai kegiatan sinodal ditunjukkannya pun ketika ia masih menjadi kepala daerah di Mitra. Dimana sejumlah kegiatan tingkat sinode dilaksanakan di Kabupaten Mitra dengan tangungjawab dan konsekwensi sepenuhnya di pundak Sumendap.
Sejak 20 April 2022, ia resmi memegang tanggungjawab sebagai Panglima Panji Yosua P/KB Sinode GMIM, yang membawa warna baru bagi organisasi Panji Yosua itu sendiri.
Kini menatap kursi DPR-RI, James Sumendap menyampaikan bahwa komitmennya untuk kepelayanan Gereja tidak akan pernah luput dari perhatiannya, baik bagi GMIM, dan sebuah denominasi Gereja bahkan semua agama. Hal ini cukup beralasan karena ia dikenal sosok nasionalis religius yang ada bagi semua kalangan.
“Rekam jejak membuktikan apa yang telah sama-sama kita perjuangkan bagi kepelayanan Gereja, bagi GMIM, bagi semua denominasi, dan semua golongan agama. Ini akan terus menjadi komitmen saya dalam perjuangan,” tegas James Sumendap. (***)