Kedua, tantangan dalam merumuskan ideologi, platform atau branding parpol. Bagi pemilih salah satu cara untuk dapat membedakan ketertarikan satu parpol dan parpol lainnya terletak pada ketiga hal itu.
Label parpol di Indonesia cenderung bukan menspesifikasikan pada area kebutuhan publik berdasarkan kebutuhan profesi yang hendak diperjuangkan.
Seperti Partai Buruh untuk kepentingan pekerja, partai hijau untuk kepentingan kelestarian alam dan lingkungan, partai rakyat untuk kepentingan petani dan kelas menengah ke bawah.
Di Indonesia, label parpol identik pada partai agama, partai nasionalis dan partai nasionalis agama. Pemilih di Indonesia pun sebagian besar telah terpolarisasi pada 3 gerbong besar itu.
Sangat wajar jika menjelang pemilu banyak politisi berubah wujud menjadi ahli pemuka agama, alim ulama dan pengkhotbah.
Kalau parpol-parpol lama telah mengklaim ke 3 branding itu, lantas branding apa lagi yang hendak ditawarkan parpol baru untuk dijadikan ideologi atau paltform sebagai makanan umpan perangkap bagi calon pemilih.














