Dijelaskannya pula ‘Pandu’ yang disebutkan itu adalah sahabat dekat Gibran Rakabuming Raka yang merupakan bendahara Majelis Pertimbangan Karang Taruna (MPKT), di mana ketua umumnya adalah Gibran.
Tak hanya itu, ‘Pandu’ merupakan satu-satunya pengusaha yang diberikan penghargaan langsung oleh wakil presiden terpilih itu sebagai pengusaha yang memiliki kepeduliaan sosial yang sangat tinggi, sehingga peluang E2L makin mengecil karena ia tidak takut dan tidak peduli dengan E2L dan pasangannya.
“Walaupun ada pak Jan sebagai calon wakil gubernur, ini ibarat mobil tanpa bensin, ibaratnya tanpa dukungan. Sahabat ketua umum ini jangankan bayar saksi, dana kampanye aja tidak ada,” beber sumber yang meminta namanya untuk disimpan terlebih dahulu itu.
Peluang E2L pun makin kecil untuk menang di Pilgub Sulut dan itu dibuktikan ketika Hillary Brigitta Lasut (HBL) maju dengan dukungan ‘Pandu’ maka HBL bisa melenggang mulus ke DPR RI, dan masalahnya tidak ada yang bisa mengaturnya selain AHY sendiri.
Di tempat terpisah Sekretaris DPD Partai Demokrat Sulut Billy Lombok saat dikonfirmasi, enggan menjawab isu dan desas-desus tersebut.
Meski begitu, Billy memastikan bahwa jabatan pimpinan DPRD Sulut dan Sekertaris DPD Partrai Demokrat Sulut yang diembannya berkat bantuan ‘Pandu’, sehingga pengaruhnya sampai ke Majelis Tinggi Partai atau ke Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
“Saya loyal dengan Pak Ketua DPD (E2L, red), loyal terhadap Ketum AHY dan sahabatnya ‘Pandu’,” kata Billy.
Menurutnya, Partai Demokrat Sulut tetap kompak dan biasa jika beda pendapat, namun mereka yakin semua akan utuh demi kemenangan di Pilgub Sulut.
“Tidak ada dualisme. Yang pasti, semua kader Demokrat Sulut tahu, tidak boleh bersinggungan dengan beliau jadi lebih utama persatuaan dan kesatuaan,” tegas Billy.
(IKA)